Kapabilitas Jaringan yang Andal sebagai Pendorong Utama Transformasi Digital

neuCentrIX - 19/10/2021 12:00

Transformasi digital telah mengubah cara perusahaan dalam berbisnis. Melalui kekuatan cloud dan teknologi lainnya, perusahaan di berbagai industri di seluruh dunia mulai menggunakan kompetensi digital baru untuk mengubah value chain. Untuk dapat bersaing di era digital yang terus berubah dengan cepat, perusahaan kini dituntut untuk merangkul transformasi digital dan infrastruktur penting lainnya.

 

Para ahli telah banyak berpendapat tentang hal-hal yang membuat transformasi digital sukses dan menyepakati tiga aspek paling penting, yaitu manusia, proses, dan teknologi. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Kementerian PPN/Bappenas) menjelaskan lima pendorong utama dalam transformasi digital nasional: sumber daya manusia; regulasi, kebijakan, dan standar; pendanaan dan insentif; platform data dan pemberdayaan; serta infrastruktur dan konektivitas.

 

Peran Jaringan yang Andal dalam Transformasi Digital

Dalam laporan berjudul Is Your Network Ready for Digital Transformation? yang dibuat oleh IDC dan Cisco, disebutkan bahwa karakteristik infrastruktur yang sudah ketinggalan zaman–seperti konfigurasi manual dan proses manajemen, keamanan berlapis terutama yang diarahkan untuk ancaman eksternal, dan domain jaringan yang tertutup–dapat menghalangi kemampuan jaringan dalam memfasilitasi kemajuan transformasi dan mencapai tujuan bisnis digital. Sementara itu, bagi jaringan lama seperti 4G, akan sulit untuk menangani beban kerja dalam transformasi ini karena tidak dirancang dan dibangun untuk perubahan yang lebih mutakhir.

 

Terlepas dari peran penting kapabilitas jaringan untuk proses transformasi, membuatnya selaras dengan inisiatif strategis harus dilakukan perusahaan dengan mudah dan cepat, bahkan otomatis. Inilah alasan mengapa perusahaan membutuhkan jaringan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan digital saat ini. Artinya, perusahaan perlu jaringan yang fleksibel dan secara dinamis mampu menyelaraskan dengan kebutuhan bisnis yang selalu berubah. Dengan kata lain, konektivitas yang kuat memungkinkan lebih banyak keterampilan dan waktu yang lebih cepat untuk melakukan inovasi, meningkatkan sistem keamanan yang lebih baik, serta melakukan efisiensi untuk operasional yang lebih besar.

 

Kerangka Kerja Digital Network Readiness

Dalam laporan di atas, Cisco menghadirkan Model Digital Network Readiness yang didasarkan pada standar kesiapan jaringan dalam lima tahap. Kerangka kerja ini bertujuan untuk membantu setiap perusahaan memahami posisi mereka saat ini dalam perjalanan menuju jaringan andal untuk menghadapi transformasi digital.

 

Lima tahap kematangan jaringan dimulai dengan Best Effort, berlanjut ke Manual, Semi-Otomatis, Otomatis, dan terakhir Self-Driving. Saat perusahaan mampu bergerak melalui setiap tahapnya, ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan, seperti meningkatkan keterampilan, memicu inovasi yang lebih cepat, menurunkan risiko keamanan, serta merampingkan anggaran dan kompleksitas.

 

Masih menurut Cisco, terdapat lima area inti dari kapabilitas jaringan yang meningkatkan kesiapan jaringan digital dalam setiap tahapnya.

 

1. Strategi arsitektur

Hal ini mengacu pada strategi komprehensif yang menegaskan pendekatan untuk meningkatkan arsitektur jaringan, manajemen, siklus hidup, tata kelola, dan kepatuhan dalam setiap tahap.

 

2. Otomasi

Hal ini mengacu pada proses mengotomatiskan konfigurasi, manajemen, dan operasi jaringan komputer untuk meningkatkan ketersediaan layanan jaringan, menyederhanakan sistem, dan merespons lebih cepat segala persyaratan dan ketentuan layanan yang baru.

 

3. Keamanan

Ini mengacu pada kemampuan untuk mengurangi risiko dan memenuhi persyaratan kepatuhan dengan menegakkan kebijakan, serta mengidentifikasi dan merespons ancaman dengan lebih cepat melalui kapabilitas sistem keamanan yang tertanam di seluruh jaringan.

 

4. Layanan asuransi 

Ini mengacu pada kemampuan untuk terus memastikan kualitas pengalaman yang dibuat oleh setiap aplikasi yang ada dan menyelaraskannya dengan tujuan bisnis dan perusahaan.

 

5. Analisis

Mengacu pada proses ketika data jaringan dikumpulkan dan dianalisis untuk meningkatkan kinerja, keandalan, visibilitas, atau keamanan jaringan. Dengan demikian, jaringan mampu berubah menjadi platform yang kuat untuk memberikan wawasan bisnis, IT, keamanan, dan teknologi operasional (OT).

 

Mengutip laporan tersebut, kemajuan dalam setiap kategori ini sangat penting untuk mendorong jaringan yang lebih otomatis dan optimal.

 

Kesimpulannya, transformasi digital membutuhkan arsitektur jaringan yang tepat dan teknologi pendukung lainnya. Kesiapan jaringan yang lebih kuat dengan semua fitur dan infrastruktur yang diperlukan akan mengarah pada evolusi bisnis yang diharapkan dan hasil bisnis yang lebih positif. Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk bergerak maju dengan ambisi dan inisiatif jaringan digital yang lebih maksimal.