Tantangan dalam Menjaga Data Center Berkelanjutan

neuCentrIX - 15/06/2022 10:00

Sebagian besar orang sering menghubungkan keberlanjutan dengan konservasi air dan daur ulang. Namun, keberlanjutan menjadi semakin krusial di industri teknologi, khususnya di data center, dimana lalu lintas web diarahkan.

Ini berarti ada keharusan untuk mengurangi penggunaan air atau energi dan karbon emisi untuk menetralkan peningkatan penggunaan komputer. Namun juga terdapat kekurangan karena semakin banyak orang menjalani gaya hidup digital.

Berikut ini beberapa tantangan dan bagaimana mereka menjadikan keberlanjutan data center sebuah tugas yang menakutkan.

1. Konsumsi Energi
Energi adalah salah satu aspek penting di data center. Dengan pertumbuhan data center yang melesat di dunia, perlu kekuatan lebih untuk mengatasi kebutuhan lebih banyak penyimpanan data. Banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan internet terus-menerus meningkat, dan lebih dari 90 persen info data center dunia diproduksi hanya dalam dua tahun terakhir.

Setiap orang di dunia membuat sekitar 1,7 MB data per detik dari tahun 2020. Jangan lupa bahwa sebagian besar energi yang digunakan oleh data center tersebut diperoleh dari sumber yang tidak berkelanjutan. Padahal mereka bisa menggunakan sumber terbarukan namun sulit bagi mereka untuk mencocokkan kecepatan data yang sedang dikirimkan.

2. Penggunaan Air
Air merupakan komoditas penting di hampir semua sektor dan data center tidak dikecualikan. Fungsi penting air adalah untuk mendinginkan mesin yang sebagian besar masih berjalan. Oleh karena itu, data center harus menggunakan air sepanjang tahun, mengonsumsi dalam jumlah banyak. Sebuah studi penelitian yang dilakukan oleh Uptime Institute menunjukkan bahwa data center dengan kapasitas 1MW (Megawatt) menggunakan air untuk mendinginkan sebanyak 25 juta galon setiap tahun.

Ini merupakan masalah besar bagi banyak data center sampai-sampai beberapanya, misalnya Microsoft, telah memutuskan membangun data center bawah air.

3. Pembuangan Limbah Elektronik
Sebagian besar orang pernah memiliki perangkat elektronik yang harus mereka buang. Pernahkah Anda membayangkan dimana sampah tersebut berada dan bagaimana dampaknya bagi lingkungan? Hal ini juga merupakan tantangan signifikan yang dihadapi data center.

Ketika teknologi bergerak maju dan data center menggunakan perangkat baru untuk komputasi yang lebih baik, perangkat lama pun harus dibuang. Namun timbul masalah baru ketika beberapa limbah merupakan limbah yang tidak berkelanjutan dan tidak bisa didaur ulang.

4. Penggunaan Lahan dan Keanekaragaman Hayati
Data center berdampak ke lahan dan ekosistem yang mereka gunakan. Walaupun data center mengambil ruang lahan yang lebih kecil dibandingkan bangunan komersial, energi khusus dan alternatif seperti solar dan ladang angin bisa memengaruhi keanekaragaman hayati.

5. Emisi Gas Rumah Kaca
Emisi gas mungkin tidak terlihat seperti masalah besar dalam menjaga data center keberlanjutan. Namun jika Anda melihat jumlah data center di Indonesia dan dunia, angka-angkanya mencengangkan. Sebuah studi dilakukan oleh Agensi Energi Internasional yang mengindikasi bahwa data center mengonsumsi sebanyak 1% listrik dunia dan bertanggung jawab atas 0,3% emisi CO2.

Memiliki data center keberlanjutan bisa menjadi gerakan besar dalam mengatasi isu perubahan iklim dan melawan dampak lingkungan yang merugikan. Tetapi hanya bisa ditingkatkan jika tantangan-tantangan di atas telah ditangani dan terciptanya solusi yang lebih baik.