Tantangan dan Solusi Bagi Penyedia Layanan Internet (ISP) di Masa Kini

neuCentrIX - 09/11/2021 15:00

Selama pandemi, peran Internet Service Provider (ISP) menjadi semakin penting. Walau begitu, di sisi lain, perubahan dalam menjalani kehidupan, termasuk cara berpikir dan membuat keputusan pembelian, menjadi tantangan baru yang harus dihadapi ISP. ISP perlu mengantisipasi perubahan tersebut dan segera menemukan cara untuk beradaptasi dan bertahan di masa sulit ini.

 

Di RWS 6 x Telkom DWS Plenary Session bersama Heru Setiawan (Kapengwil APJII Kalimantan), Iman Utama Kadarsah (Direktur PT Mitra Lintas Multimedia), dan Imam Widodo (Direktur PT Bestcamp Primadata), para narasumber mendiskusikan tantangan apa saja yang dihadapi ISP selama pandemi dan bagaimana ISP dapat mengatasi tantangan tersebut. 

 

5 tantangan yang dihadapi ISP selama pandemi

Pandemi COVID-19 telah menciptakan tantangan baru bagi perusahaan dari berbagai industri, baik skala kecil maupun skala besar, tak terkecuali ISP. Dalam webinar tersebut, Heru, Imam, dan Iman, membagikan pandangan dan pengalaman mereka terkait tantangan-tantangan ini.

 

  1. Tantangan pertama yang dihadapi oleh ISP adalah mampu menghadirkan layanan internet berkualitas tinggi dan andal namun dengan harga yang tetap bersaing. ISP perlu melakukan berbagai upaya yang memungkinkan mereka menekan biaya operasional sehingga dapat menawarkan harga yang terjangkau. Sayangnya, upaya ini bisa saja memunculkan keputusan bisnis yang tidak menyenangkan.

  2. Turunnya tingkat permintaan karena sebagian besar pelanggan dan calon pelanggan juga ikut terdampak pandemi. Meskipun permintaan menurun, jumlah ISP tetap sama sehingga menyebabkan persaingan yang ketat terutama dalam penawaran harga.

  3. Dengan adanya persaingan yang ketat, setiap ISP harus bisa menemukan nilai jual yang unik — yang membedakannya dari ISP lain — dan menunjukkan nilai tersebut kepada pelanggannya. Untuk bisa dipilih, ISP perlu menawarkan sesuatu yang lebih menarik dan menunjukkan kepada pelanggan bahwa mereka dapat memberikan keuntungan lebih baik.

  4. Bahkan, di daerah yang memiliki tingkat persaingan rendah dan permintaan meningkat karena penerapan kerja dan pembelajaran jarak jauh, tantangan yang dihadapi ISP masih ada. Sebagian ISP masih belum bisa memenuhi beberapa permintaan karena terkendala skala bisnis mereka, dan peningkatan skala ini bisa menjadi hal yang sulit.

  5. ISP perlu bertransformasi untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada perilaku pasar. ISP juga harus lebih bijak dalam mengambil keputusan bisnis berdasarkan tren karena perilaku ini dapat terus berubah. Apa yang dapat diterapkan saat ini bisa jadi bukan pilihan terbaik di masa mendatang.

 

Perilaku pasar yang paling berubah di masa pandemi

Iman berbagi pengalamannya dalam menghadapi pelanggan di masa pandemi. Sejak pandemi, pelanggan lebih banyak menuntut daripada sebelumnya. Mereka mengharapkan tidak adanya pemadaman dan gangguan. Sayangnya, jika hal ini terjadi, mereka tidak akan ragu untuk mengajukan keluhan kepada penyedia atau berbagi pengalaman tidak menyenangkan tersebut di media sosial. Oleh karena itu, menurut Iman, ISP sebaiknya tidak hanya memberikan layanan terbaik, tetapi juga menangani keluhan dengan cara yang benar. 

 

Yang dapat dilakukan ISP untuk mengatasi tantangan dan meningkatkan nilai bisnis 

Menurut Heru dan Iman, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan ISP untuk mengatasi tantangan-tantangan baru yang muncul. Sebagai langkah awal, ISP perlu meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka, termasuk layanan pelanggan. Semakin lama kepuasan pelanggan menjadi semakin penting. Pelanggan yang merasa puas akan menjadi pendukung nomor satu dan secara sukarela mempromosikan penyedia yang mereka gunakan kepada orang-orang yang mereka kenal. Itulah mengapa, untuk dapat terus berkembang, ISP perlu meningkatkan kualitas mereka dalam berkomunikasi dengan pelanggan, bahkan mulai saluran pelanggan baru jika diperlukan. Selanjutnya, ISP pun harus bisa melihat dan memanfaatkan peluang baru yang ada di depan mata. Jika saat ini mereka tidak dapat bertahan dengan produk dan layanan yang sudah ada, memperluas portofolio produk dan layanan atau menemukan cara baru untuk melayani pelanggan bisa menjadi solusi terbaik.

 

Kolaborasi dengan pelaku digital lain juga bisa menjadi cara mengatasi tantangan yang ada saat ini, seperti perusahaan software dan aplikasi. Kolaborasi ini dapat diwujudkan ke dalam berbagai bentuk, seperti penawaran bundling produk, pengembangan produk baru, dan perluasan area layanan. Sementara itu, jika ISP masih belum menemukan cara terbaik untuk mencapai target penghasilan yang diharapkan, mereka perlu mempertimbangkan untuk melakukan pengurangan biaya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara yang lebih aman dan tidak terlalu ekstrem, salah satunya dengan menjadi anggota colocation data center.

 

Cara colocation data center membantu ISP bertahan di masa pandemi

Seperti yang disampaikan oleh Heru dan Iman, colocation data center dapat mendukung ISP bertahan di masa pandemi melalui dua cara. Pertama, colocation data center memungkinkan ISP untuk mengurangi pengeluaran, terutama biaya sumber daya manusia dan peralatan. Dengan colocation, ISP tidak harus membangun data center mereka sendiri. Artinya, ISP tidak lagi perlu mengeluarkan biaya untuk hal tersebut. Tak hanya itu, colocation mampu menghilangkan kebutuhan untuk mempekerjakan lebih banyak staf karena urusan pemeliharaan dan keamanan sudah menjadi tanggung jawab penyedia data center. Kedua, dengan infrastruktur dan kemampuannya, penyedia colocation data center yang sudah mapan, seperti neuCentrIX, dapat menjamin keandalan dan kinerja maksimum. Dengan begitu, ISP akan dapat memberikan layanan terbaik kepada pelanggan mereka melalui uptime yang telah terjamin.

 

Mengapa neuCentrIX dapat menjadi solusi tepat bagi para ISP?

Bagi Heru dan Iman, sebagai penyedia colocation data center yang dimiliki oleh Telkom Indonesia, neuCentrIX mampu menawarkan berbagai keuntungan. Pertama, dengan 14 data center yang tersebar di berbagai kota di Indonesia (Jakarta, Medan, Batam, Bandung, Yogyakarta, Balikpapan, Surabaya, Denpasar, Makassar, Manado, Semarang, Pekanbaru, dan Banjarmasin), neuCentriX menjadi salah satu provider dengan jaringan dan jangkauan terbesar di tanah air. Hal ini memungkinkan ISP di seluruh Indonesia — bukan hanya yang ada di Pulau Jawa — mendapatkan manfaat dari colocation. Perusahaan Iman, Mitra Lintas Multimedia, yang berlokasi di Kalimantan pun telah bergabung dengan neuCentrIX Banjarmasin Ulin. Menurut Iman, sejak bergabung dengan neuCentrIX, layanannya menjadi lebih stabil dan kepuasan pelanggan pun semakin meningkat.

Melalui sistem dan infrastruktur yang dirancang dan dibangun dengan baik, neuCentrIX menawarkan kemampuan yang dapat mendukung ISP dalam memberikan layanan terbaik kepada pelanggan mereka. 

 

Kesimpulannya, pandemi memang kondisi yang menantang, tetapi masih ada cara bagi ISP untuk terus bertahan bahkan berkembang. neuCentrIX, sebagai salah satu penyedia colocation data center terkemuka di Indonesia, berkomitmen untuk memberikan ISP kemampuan yang andal agar dapat bertahan di tengah situasi yang sulit dan unggul dalam persaingan yang kini semakin ketat.