Pentingnya Kesiapan Data Center dalam Mengantisipasi Bencana Alam

neuCentrIX - 18/06/2021 10:00

Perusahaan yang memiliki data center, baik on-site maupun off-premises, perlu mengantisipasi kejadian bencana alam yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Hal ini sangat krusial agar perusahaan dapat mempertahankan akses data saat terjadi krisis. Tak dapat dimungkiri, bencana seringkali menjadi penyebab hilangnya data-data penting dan pemutusan jaringan secara masif. Lebih parah lagi, hal ini dapat menyebabkan sebuah perusahaan kehilangan kemampuan mereka untuk memperoleh pendapatan, mencari peluang baru, atau mengembangkan brand mereka.

 

Oleh karena itu, penting bagi data center untuk memiliki rencana yang komprehensif dalam memitigasi risiko jika terjadi bencana alam. Karena, untuk menjamin keberhasilan sistem keamanan dan perlindungan data, salah satu tugas terpenting yang perlu dilakukan dalam pengelolaan data center adalah perencanaan kedaruratan, termasuk penyusunan strategi perlindungan dari ancaman bencana alam. Berikut terdapat empat contoh bencana alam yang dapat mengganggu operasional sebuah data center.

 

Banjir

Di sebagian besar wilayah Indonesia, banjir merupakan peristiwa yang seringkali terjadi. Kejadian ini dapat menyebabkan ratusan korban jiwa, menghancurkan rumah dan infrastruktur lainnya, serta merusak bisnis lokal. Menurut Kompas dan Tempo, banjir besar yang melumpuhkan ibu kota Indonesia pada malam tahun baru 2020 menyebabkan kerugian yang mencapai Rp1 triliun.

 

Gempa Bumi

Indonesia rata-rata mengalami satu kali gempa bumi per tahun dengan kekuatan enam skala richter atau bahkan lebih. Sama seperti kejadian bencana alam lainnya, gempa bisa menimbulkan korban jiwa serta kerusakan lingkungan dan infrastruktur, yang juga berbuntut merugikan perekonomian.

 

Kebakaran Hutan

Menurut laporan World Bank atau Bank Dunia yang dirilis pada Desember 2015, kebakaran hutan yang disebabkan ulah manusia menghancurkan sekitar 2,6 juta hektar lahan di wilayah Kalimantan dan Sumatera pada tahun 2015. Bencana ini diperkirakan merugikan negara sebesar Rp 221 triliun dan mengganggu hubungan diplomatik dengan beberapa negara tetangga.

 

Pandemi

Rencana mitigasi risiko bencana kebanyakan berasumsi bahwa bencana alam adalah kejadian yang spesifik dan bersifat lokal. Namun, pandemi COVID-19 membuktikan bahwa beberapa risiko berpotensi global. Data center di seluruh dunia kini telah dipaksa untuk menyesuaikan prosedurnya agar bisa mempertahankan waktu operasional sekaligus memenuhi tuntutan kebutuhan dari penerapan social distancing.

 

Melihat potensi bencana alam tersebut, wajar jika kini data center perlu memindahkan perencanaan kedaruratan ke posisi yang lebih tinggi dalam daftar prioritas mereka. Terdapat dua cara yang bisa dilakukan data center untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana alam.

 

1. Perencanaan dan Pengujian

Idealnya, data center dibangun di kawasan yang jauh dari daerah rawan bencana alam. Jika hal ini sulit dilakukan, perusahaan perlu melakukan hal terbaik lainnya, yaitu dengan mengisolasi data center mereka dari potensi bencana yang bisa terjadi. Hal ini berarti perusahaan perlu mengambil tindakan pencegahan fisik yang diperlukan, seperti meniadakan jendela, memindahkan hardware penting ke lokasi yang lebih aman, dan menempatkan sensor dan detektor yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, pemantauan juga perlu dimasukkan dalam perencanaan dan harus dilakukan pembagian tim. Ketika rencana matang telah dibuat, selanjutnya perlu dilakukan pelatihan dan pengujian untuk meminimalkan kemungkinan kegagalan. Perencanaan tersebut harus diuji sedikitnya dua kali setahun dan diperbarui sesuai dengan perubahan yang terjadi di lingkungan data center dan prioritas bisnis.

 

2. Membuat Backup untuk Data Penting

Bisnis harus meng-hosting data yang dimiliki secara berlebihan di beberapa lokasi berbeda, terutama di kawasan berisiko. Jarak antarlokasi ini harus cukup jauh sehingga ketika terjadi bencana tidak akan berdampak pada data center lain. Selain itu, perusahaan perlu memanfaatkan cloud sebagai backup agar tetap bisa mengakses informasi di mana saja dan membantu menjaga bisnis berjalan dengan lancar meskipun terjadi bencana. Perlu diingat juga bahwa semua dokumen bisnis penting yang diperlukan untuk mengajukan klaim asuransi, informasi gaji, dan formulir pajak harus disalin atau dipindai dan disimpan dengan aman baik secara offline maupun online.

 

Bencana alam bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja, tak terkecuali untuk sebuah data center. Untuk meminimalkan kerugian dan kerusakan yang mungkin ditimbulkan dari peristiwa bencana alam, data center yang andal perlu memiliki rencana mitigasi risiko bencana yang solid.