Memahami Era Ekonomi Data dan Perannya Bagi Perusahaan

neuCentrIX - 29/01/2021 18:00

Di era digital, keberadaan data muncul sebagai jenis aset strategis baru yang dapat dijual dan dipertukarkan. Data dihasilkan dari berbagai sumber. Namun secara garis besar, data dikategorikan menjadi dua, yaitu yang didapat dari perangkat IoT (internet-of-things) dan sistem database tradisional. Perangkat IoT meliputi sensor maupun perangkat yang dapat dikenakan, ponsel, chip yang disematkan, giroskop, dll. Sedangkan yang termasuk di dalam sistem database tradisional adalah aplikasi bisnis, media sosial, website, sumber terbuka, transaksi keuangan, survei, sensus, dan salinan cetak digital.

 

Data-data yang dihasilkan ini memiliki potensi yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari pengembangan produk dan peningkatan customer experience, hingga monetisasi. Seiring valuasi ekonomi yang semakin meningkat, perusahaan dapat mengumpulkan, menganalisis, mengatur, bertukar, dan menjual data. Partisipasi ini yang dimaksud sebagai ekonomi data — yang menjadi ukuran utama apakah perusahaan akan tetap relevan dalam revolusi digital.

 

Mengenal Framework Ekonomi Data

Perusahaan dari berbagai industri dapat berkontribusi pada ekonomi data, mulai dari telekomunikasi, ritel, manufaktur, otomotif, asuransi, kesehatan, perbankan, keuangan, media, farmasi, perjalanan, dan perhotelan hingga pemerintah. Dalam salah satu laporannya, IBM mengembangkan Kerangka Ekonomi Data (The Data Economy Framework) untuk menggambarkan peran, kapabilitas, dan pergerakan perusahaan dalam ekonomi data. Menurut laporan tersebut, marketplace di masa depan akan diisi oleh Produsen Data (Data Producers), Pemelihara Data (Data Custodians), Agregator Data (Data Aggregators), Pemilik Platform (Platform Owners), Penyedia Wawasan (Insight Providers), dan Penyaji Data (Data Presenters). Dalam kerangka kerja ini, Produsen Data berada dalam posisi yang kuat karena aktivitas mengumpulkan, mengakses, dan mengontrol data eksklusif dalam skala besar menjadi lingkup kerja mereka. Sementara bagi Penyaji Data, peran mereka menjadi penting untuk menjaga loyalitas dan menyediakan konten pelanggan yang tepat sasaran melalui customer experience yang interaktif.

 

Dalam Kerangka Ekonomi Data, peran perusahaan diilustrasikan sebagai hierarki, dimulai dari Produsen Data pada bagian bawah hingga Penyaji Data pada bagian atas. Namun pada dasarnya, perusahaan dapat bergerak ke berbagai arah sesuai strategi, termasuk memperluas hierarki. Sebuah perusahaan menambahkan materi dan konten ke kemampuan pengumpulan data mereka dengan meningkatkan porsi pengumpulan data. Sebagai contoh, perusahaan alat fitness menambahkan fungsi sleep monitoring di perangkat mereka untuk memantau tahapan tidur dan irama detak jantung. 

 

Sebuah perusahaan juga bisa mengambil peran dan kapabilitas baru dari lingkup kerja lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk mendapat keuntungan seperti menjangkau lebih banyak audience dan meningkatkan customer engagement. Contohnya, perusahaan pengembang alat GPS tidak lagi memfungsikan alatnya sebagai penyedia data yang hanya menunjukkan arah, tetapi menjadi insight provider yang menginformasikan lalu lintas dan mengoptimalkan rute transportasi, supaya bisa meningkatkan efisiensi bahan bakar.

 

Kerangka kerja lainnya adalah merampingkan hierarki. Dengan melakukan gerakan ini, perusahaan dapat menggunakan kepemilikan platform untuk mendapatkan lebih banyak data, dan dalam artian tertentu menguasai produksi data untuk menjadi pemilik platform. Google dan Amazon adalah dua perusahaan yang melakukan ini.

 

Data adalah “Migas Baru”

Pada tahun 2017, The Economist menyatakan bahwa “sumber daya paling berharga di dunia bukan lagi minyak, tetapi data”. Dengan demikian, berpartisipasi dan mengambil peran dalam ekonomi data sangat penting bagi perusahaan, tidak hanya untuk mengembangkan keberadaan dan nilai potensialnya, tetapi supaya bisnisnya pun tetap relevan dalam jangka panjang.


Bahkan ketika tidak memungkinkan untuk berpartisipasi langsung dalam kerangka kerja yang disebutkan di atas, perusahaan masih bisa mencari metode lain untuk bergerak selaras dengan framework tersebut, seperti membuat dan memonetisasi taksonomi data khusus industri. Pada intinya, untuk berhasil dalam revolusi digital, perusahaan perlu mengevaluasi struktur organisasi mereka, melakukan pendekatan go-to-market, dan memapankan identitas perusahaan secara keseluruhan dalam lensa ekonomi data baru.