Tiga Istilah Layanan Cloud dan Data Center yang Perlu Diketahui

neuCentrIX - 29/12/2021 18:00

Selama bertahun-tahun, memanfaatkan penyedia pihak ketiga telah menjadi pilihan alternatif bagi perusahaan yang memilih untuk merampingkan operasional internal bisnis dan mengalihkan fokus mereka ke hal-hal yang lebih penting, tak terkecuali di divisi IT. Saat ini, telah banyak perusahaan yang memilih untuk mengandalkan penyedia layanan data center cloud dan colocation untuk mendukung sistem operasional digital mereka. Meskipun hal ini telah menjadi praktik yang sangat umum dalam sebuah perusahaan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dan disiapkan sebelum bekerja dengan penyedia pihak ketiga. Salah satunya dengan memahami istilah-istilah terkait dengan layanan yang ditawarkan seperti tiga istilah berikut ini.

Managed Services
Dalam konteks cloud dan data center, managed service mengacu pada layanan yang ditawarkan oleh penyedia cloud dan data center yang memungkinkan klien mereka untuk mempercayakan operasional IT tertentu; seperti sistem perawatan dan pemeliharaan hardware; instalasi, upgrade, dan patching software dan sistem operasi; penyimpanan dan pemeliharaan cadangan; serta toleransi kesalahan dan redundansi infrastruktur jika terjadi bencana.

Dalam managed service, penyedia cloud dan data center memainkan salah satu dari dua peran yang diperlukan. Pertama, mereka dapat berfungsi sebagai tim IT untuk perusahaan yang memiliki sedikit atau bahkan tanpa sumber daya dan kemampuan internal di bidang IT. Kedua, mereka dapat berfungsi sebagai pendukung tim IT klien yang telah berpengalaman dengan mengambil alih beberapa tugas mereka. Hal ini memungkinkan tim di bidang IT untuk fokus pada program yang lebih strategis dan kompetensi utama perusahaan.

Managed data center (data center yang menawarkan opsi managed service) dapat dikelola sebagian atau seluruhnya. Data center yang dikelola sebagian memungkinkan klien memiliki beberapa tingkat kontrol administratif atas infrastruktur dan layanan data center mereka. Sementara itu, data center yang dikelola sepenuhnya memungkinkan penyedia data center untuk menangani semua hal administrasi dan pengelolaan data center.

Cross-Connect
Sistem cross-connect merupakan pilihan konektivitas yang tersedia dalam colocation data center. Cross-connect mengacu pada peralatan fisik yang menghubungkan aset pelanggan dengan aset pelanggan lainnya secara langsung dalam sebuah data center. Umumnya, sebuah cross-connect terdiri atas kabel, kawat, koaksial, dan jumper yang beroperasi langsung dari satu server ke server lain dan berfungsi sebagai koneksi point-to-point yang mentransmisikan data ke sistem komputasi di fasilitas data center.

Cross-connect memberi sejumlah manfaat bagi pengguna data, mulai dari keandalan, kecepatan, hingga efektivitas biaya. Tidak seperti internet publik, cross-connect tidak rentan terhadap masalah latensi atau kemacetan sehingga lebih andal dan mampu bekerja pada kecepatan tinggi secara konsisten. Cross-connect juga lebih terjangkau daripada koneksi melalui jaringan telekomunikasi konvensional.

Cross-connect dapat digunakan untuk berbagai tujuan dan dalam berbagai skenario. Sebagai contoh, cross-connect dapat menghubungkan rak colocation klien ke penyedia layanan tertentu, seperti ISP, penyedia jaringan, atau penyedia cloud. Beberapa perusahaan juga dapat menggunakan cross-connect antar-server untuk memastikan perdagangan dan proses transaksi yang lebih cepat.

SLA and SLG
SLA adalah singkatan dari Service Level Agreement. SLA mengacu pada kontrak antara penyedia layanan, dalam hal ini penyedia layanan data center, dan klien mereka dari layanan yang digunakan. Secara umum, SLA menetapkan tujuan dari tingkat layanan, peran dan tanggung jawab, tindakan darurat, dan hukuman. Menurut VXchnge, penyedia colocation yang berasal dari AS, ada lima hal yang perlu menjadi pertimbangan klien dalam SLA data center yang mereka pilih, yaitu jaminan uptime, kondisi lingkungan, dukungan teknis, keamanan dan transparansi, dan kompensasi.

Sementara itu, SLG adalah singkatan dari Service Level Guarantee. Hal ini merujuk pada jaminan untuk memenuhi satu atau lebih tujuan tingkat layanan dan remunerasi tertentu jika penyedia layanan gagal memenuhi tujuan. Dalam konteks layanan data center, SLG lebih fokus pada pemberian jaminan atas tingkat uptime tertentu, yang menunjukkan persentase ketersediaan waktu dalam sistem mereka.

Mengenal tiga istilah umum di atas akan membantu perusahaan memahami cara kerja layanan data center cloud dan colocation agar dapat mengetahui pilihan yang tepat bagi mereka. Selain itu, memahami ketiga istilah ini juga akan membantu perusahaan mendapatkan layanan yang mereka butuhkan dan menghindari potensi ketidaknyamanan yang mungkin terjadi, termasuk ketidaknyamanan dalam hal pembiayaan.