Lima Alasan Mengapa Indonesia Menjadi Negara yang Menarik untuk Investasi Data Center

neuCentrIX - 24/12/2021 09:00

Dalam beberapa tahun terakhir, industri data center global tumbuh dengan sangat cepat. Hal ini didorong oleh transformasi digital yang terjadi secara masif, teknologi IoT yang semakin berkembang, dan peralihan ke layanan cloud computing. Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Research and Markets, pasar data center global diperkirakan akan tumbuh dengan CAGR yang mencapai lebih dari 2% selama periode 2019-2025. Pasar ini telah melihat investasi yang signifikan dari colocation, cloud, dan penyedia layanan telekomunikasi. Selain itu, dipimpin oleh perusahaan besar seperti Google, AWS, dan Alibaba, investasi hyperscale data center juga mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.
 
Indonesia kini menjadi pusat dari pertumbuhan pasar ini. Menurut Mordor Intelligence, pada tahun 2020 pasar data center Indonesia akan mencapai nilai USD 1,53 miliar. Pada tahun 2021, nilai ini diperkirakan akan menembus angka USD 3,07 miliar dengan CAGR sebesar 12,95% selama periode 2021-2026. Faktanya, sejumlah perusahaan papan atas dunia, seperti Amazon, Alibaba, dan Telkom Indonesia — melalui merek neuCentrIX —  telah melihat peluang yang besar dan mendirikan data center mereka di Indonesia. Fakta ini menimbulkan pertanyaan baru: mengapa mereka memilih Indonesia?

Sebagai negara industri yang terhitung baru, Indonesia selalu dibandingkan dengan negara tetangga yang lebih maju seperti Singapura. Meskipun demikian, ada lima faktor sosial ekonomi yang justru membuat Indonesia memiliki daya tarik di mata investor meskipun berstatus sebagai negara berkembang.

Pertumbuhan Ekonomi yang Cepat
Indonesia merupakan salah satu negara emerging market dunia dengan pertumbuhan ekonomi terbesar se- Asia Tenggara. Dengan PDB sebesar USD 3,2 triliun pada tahun 2020, Indonesia memiliki pertumbuhan PDB tahunan yang relatif stabil di kisaran 5%. Meskipun sempat mengalami resesi pada tahun 2020, perekonomian Indonesia berangsur-angsur membaik dan berhasil keluar dari krisis pada kuartal kedua tahun 2021.

Pertumbuhan Infrastruktur Digital yang Aktif
Seperti yang disampaikan oleh World Bank, perencanaan ekonomi Indonesia mengikuti rencana pembangunan 20 tahun yang tersegmentasi ke dalam rencana jangka menengah 5 tahun. Rencana pembangunan jangka menengah saat ini merupakan tahap terakhir dari rencana pembangunan jangka panjang. Tujuan dari rencana pembangunan tahap terakhir ini, yaitu untuk lebih memperkuat perekonomian Indonesia dengan meningkatkan daya saing negara di pasar global. Salah satu prioritas pemerintah adalah mengembangkan infrastruktur digital di Indonesia dan mempercepat transformasi digital. Sebagai contoh, Jakarta kini berada tepat di jalur sistem kabel INDIGO yang baru dipasang, sistem kabel serat optik bawah laut ini menghubungkan Singapura dan Sydney melalui Jakarta dan Perth. Sistem kabel yang menggunakan teknologi optik koheren ini mampu memberikan jaminan latensi yang lebih rendah dengan keandalan yang semakin ditingkatkan. 

Basis Pengguna yang Besar
Salah satu kriteria terpenting dalam pertimbangan lokasi data center adalah kedekatan dengan pengguna akhir. Itulah mengapa sebagian besar data center dibangun sedekat mungkin dengan para pengguna. Dengan jumlah populasi lebih dari 270 juta orang, Indonesia yang kini menjadi negara terpadat keempat di dunia dan terbesar di Asia Tenggara, menawarkan basis pengguna yang besar. Tak hanya itu, pada tahun 2020, 54% dari populasi Indonesia didominasi oleh Gen Z dan Milenial, dua generasi yang lebih dekat dengan teknologi dan lebih mudah mengikuti perkembangan dunia digital. 

Tingkat Penetrasi Internet yang Tinggi
Menurut Statista, Indonesia merupakan salah satu pasar online terbesar di dunia dengan lebih dari 171 juta pengguna internet. Memasuki bulan Juli 2021, penetrasi online di Indonesia telah mencapai sekitar 70%. Aktivitas online yang populer di Indonesia saat ini adalah mobile messaging dan media sosial. Sementara itu, Youtube menjadi jejaring sosial paling diminati yang digunakan oleh sekitar 94% populasi online. Pada tahun 2020, sebagian besar orang menghabiskan rata-rata 8 jam 52 menit per hari saat menggunakan internet.

Peluang Digital yang Terbuka Lebar
Beberapa platform digital yang tersedia di Indonesia, mulai dari platform konten yang dibuat pengguna, platform media sosial, penyedia konten OTT, platform e-commerce, hingga sistem pembayaran digital, semakin menunjukkan perkembangan yang pesat. Hal ini didorong oleh pertumbuhan jumlah pengguna di Indonesia yang juga semakin meningkat. Seperti yang terjadi dalam platform e-commerce. Meskipun pada awalnya platform ini dianggap sebagai langkah bisnis yang opsional, kini sebagian besar retailer sadar bahwa belanja online menjadi pilihan yang semakin diminati konsumen Indonesia. Sejak tahun 2020, pengguna e-commerce di Indonesia telah tumbuh secara signifikan dan diperkirakan akan mengalami peningkatan hingga 60% pada tahun 2025. Itulah mengapa Indonesia kini menjadi yang terdepan dalam aktivitas belanja online.

Sebagai penyedia data center yang dimulai dan didirikan di Indonesia, neuCentrIX telah memanfaatkan semua peluang yang disebutkan di atas untuk membantu meningkatkan kemampuan digital bangsa. Melalui perannya sebagai penyedia infrastruktur, neuCentrIX bertujuan untuk meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.