Peran Penting Disaster Recovery as a Service (DRaaS) untuk Keamanan Bisnis

neuCentrIX - 23/12/2021 15:00

Data telah menjadi aset yang sangat berharga bagi bisnis. Kehilangan data dalam bentuk paling sederhana sekalipun dapat menyebabkan kerugian bisnis yang signifikan, mulai dari hilangnya reputasi, produktivitas, pendapatan, dan bahkan pelanggan. Salah satu penyebab hilangnya data yang tidak dapat diprediksi adalah bencana alam atau force majuere. Meskipun begitu, perusahaan dapat meminimalisir dampak dan meningkatkan peluang untuk segera pulih dengan menerapkan solusi yang tepat dengan memiliki rencana disaster recovery.

Apa itu DRaaS?
Disaster Recovery as a Service (DRaaS) adalah salah satu cara alternatif pemulihan bencana paling populer bagi perusahaan saat ini. DRaaS mengacu pada solusi disaster recovery berbasis cloud yang memungkinkan perusahaan untuk mencadangkan data dan infrastruktur IT mereka di data center yang dimiliki, diatur, dan dikelola oleh penyedia pihak ketiga. Ketika terjadi bencana, DRaaS dapat membantu perusahaan untuk pulih dengan cepat dengan memastikan data mereka terlindungi, meminimalkan downtime, dan mendapatkan kembali akses dan fungsionalitas ke infrastruktur IT mereka.

Dengan menerapkan model "as-a-service", perusahaan tidak perlu memiliki atau mengelola sumber daya mereka sendiri karena keduanya telah termasuk dalam layanan yang diberikan pihak penyedia. DRaaS biasanya ditawarkan melalui kontrak atau model bayar per penggunaan, dengan sistem pembayaran yang disesuaikan dengan penggunaan sumber daya, seperti penggunaa storage, bandwidth, RAM, dan software.

DRaaS memiliki 3 model yang berbeda, yaitu managed DRaaS, assisted DRaaS, dan self-service DRaaS. Dalam model managed DraaS, penyedia layanan mengambil alih semua tanggung jawab disaster recovery. Pilihan ini paling sesuai untuk perusahaan dengan sedikit keahlian atau waktu dalam menangani disaster recovery mereka sendiri. Dalam model assisted DRaaS, penyedia layanan menawarkan keahliannya untuk mengoptimalkan tindakan disaster recovery. Namun, pengguna tetap bisa bertanggung jawab untuk menerapkan aspek-aspek tertentu dari rencana disaster recovery yang mereka miliki, meskipun hal ini cukup menantang bagi penyedia layanan. Sementara itu, self-service DRaaS memungkinkan pengguna untuk menangani perencanaan, pengujian, dan pengelolaan rencana disaster recovery mereka sendiri sambil menghosting cadangan infrastruktur mereka dari jarak jauh di mesin virtual, menjadikannya pilihan terbaik untuk perusahaan yang sudah berpengalaman.

Bagaimana cara DRaaS bekerja?
DRaaS diaktifkan oleh cloud computing melalui tiga tahap.

Replikasi
Data di situs utama pengguna diduplikasi dan dikirim ke lingkungan yang dihosting dari jarak jauh oleh penyedia layanan. Jika data sering diubah atau ditambah, DRaaS harus memastikan data snapshot secara berkala untuk menghindari kehilangan data selama tahap failover. Karena sebagian besar perusahaan masih mengandalkan server virtual dan fisik untuk infrastruktur mereka, langkah ini menawarkan solusi hybrid yang menggabungkan kedua jenis server.

Failover
Ketika terjadi bencana, akses pengguna akan dipindahkan ke situs sekunder yang dihosting oleh penyedia layanan. Pada tahap ini, kecepatan menjadi sangat penting karena segala jenis downtime dapat membahayakan bisnis pengguna.

Failback
Pada tahap ini, data dipindahkan kembali dari lingkungan penyedia DRaaS ke situs utama pengguna. Oleh karena itu, penting untuk memulai kembali proses replikasi segera setelah disaster recovery selesai untuk memastikan perlindungan yang berkelanjutan.

Mengapa DRaaS penting untuk bisnis?
Perusahaan yang sangat bergantung pada teknologi tidak dapat menoleransi downtime dan kehilangan data akibat berbagai bencana yang mungkin melanda data center mereka. Bencana yang dimaksud bisa berupa gempa bumi, banjir, badai, kebakaran, badai petir, tornado, kesalahan manusia, pemadaman listrik, kegagalan hardware, atau kerusakan file. Dengan DRaaS, perusahaan yang mengalami bencana tetap dapat beroperasi dari jarak jauh sementara menunggu proses disaster recovery selesai.

Tak hanya itu, DRaaS dapat mempersingkat RPO (Recovery Point Objective atau toleransi kehilangan data yang dapat diterima  akibat suatu peristiwa). Dengan kata lain,Dengan begitu, data yang dapat dipulihkan akan lebih baik dan mendekati data yang dimiliki sebelum bencana terjadi. DRaaS juga mampu mengurangi RTO (Recovery Time ObjectivesRecovery Time Objectives atau lama waktu yang diperlukan untuk recovery dan kembali beroperasi dengan normal) menjadi hanya beberapa jam.

Pemulihan cepat sangat penting untuk menghindari downtimedowntime yang harus dibayar “mahal”—baik dalam hal finansial maupun reputasi—dan memastikan bahwa bisnis tetap dapat bersaing dan menjalankan kepatuhan meskipun mengalami peristiwa yang kurang diinginkan. Dengan mengalihkan disaster recovery ke penyedia DRaaS, perusahaan juga dapat menghindari proses pemulihan yang rumit dan memakan waktu sehingga dapat segera kembali bekerja dengan normal.